Ada seorang Tuan yang sangat
kaya, yang memiliki banyak harta serta puluhan pembantu. Di suatu sore duduklah
si Tuan tersebut di sebuah kursi mewah di depan rumahnya, sambil membaca koran.
Tak lama datanglah pembantu yang bernama Inem membawa seember air lengkap
dengan lap dan pembersih lantai. Si Inem mulai mengepel lantai dengan rajinya.
Dia mengelap bagian demi bagian lantai yang kotor sampai bersih mengkilap.
Bicara soal ngepel-mengepel... Inem adalah jagonya.
Ketika beberapa lama Inem asyik dengan pekerjaanya, berkatalah si
Tuan "Inem.. tolong saya dibuatkan secangkir kopi ya... diberi susu
sedikit". Sejenak setelah Tuanya berkata, tidak ada respon sedikitpun dari
Inem. Si Tuan mulai mengulang perintahnya "Inem... saya tolong dibuatkan
kopi dengan susu... Tolong ya?" Si Tuan menunggu respon Inem, dan
lagi-lagi Inem asyik dengan pekerjaanya. Tak sedikitpun dia memperhatikan
tuanya.
Cerita di atas agaknya sangat konyol. Barangkali tidak ada
pembantu yang seperti itu, namun... sadarkah kita... seringkali kita melakukan
hal yang sama kepada Tuhan. Natal merupakan hari yang sangat sibuk bagi orang
Kristen terlebih seorang pelayan. Seminggu sebelum Natal kita pasti sibuk
menyiapkan banyak hal. Mulai dari latihan ini, persiapan itu, belum lagi kalau
ada pelayanan bukan hanya di satu tempat, pasti sangat sibuk. Kesibukan kita
seringkali mengikis waktu teduh kita bersama Yesus. Kemesraan kita dengan sang
Raja Damai mendadak hilang karena kita sibuk mempersiapkan peringatan
kelahiranya. Betapa ironis? Kita mempersiapkan pesta ulang tahun Yesus, namun
kita tak lagi mendengar apa yang Dia kehendaki. Pesta ulang Tahun Tuhan Yesus
sering kita rayakan sesuai dengan selera kita... Seakan kitalah yang empunya
pesta.
Ingat saudaraku... Siapapun kita di gereja... Kita hanyalah Hamba.
Sendengkanlah telinga untuk dengar-dengaran... Biarkan sang Raja yang beracara.
Biarlah hidup kita dipakai sesuai dengan Selera-Nya.
Berkebun hati…menyemai kasih.
Salam July gitik ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar